Sunday, June 19, 2011

Belajar menerima saran dari orang lain

Sepulang dari pekerjaan yang melelahkan tubuh secara fisik dan rasa ingin tidur secepatnya membuat saya kurang dapat mengendalikan diri disaat istri menyampaikan saran atas banner yang saya buat dengan susah payah (tidur malam, merenung, cetak dan memasangnya), sehingga dengan nada tinggi meluncur saja kata-kata kekecewaan dan putus asa, tidak mau mengurusin dan bahkan anakpun menjadi sasaran kekesalan hati ini.

Saat kejadian berlangsung, Roh Kudus sudah mengingatkan "Jangan marah, sabar, sabar, sabar". Tapi rasanya hati sudah kesal sekali, saran yang baik yang diberikan pada saya berubah menurut saya (waktu itu) menjadi kritik, kritik dan kritik. Dan sayapun pergi tidur, membiarkan istri yang terdiam...


Pelajaran berharga di pagi hari

Saat pagi hari disaat bangun masih belum beranjak dari tempat tidur... jujur saja saya katakan, saya merasa tidak enak untuk datang menghadap kepada Tuhan Yesus dan berdoa... masih ada rasa marah dan ada rasa kecewa pada diri sendiri karena tidak dapat menahan emosi kemarin. Tiba-tiba terlintas dalam pikiran... kenapa malas berdoa? kan saya tidak marah pada Tuhan... begitu kira-kira pikiran saat itu dan saya pun berlutut di bawah untuk berdoa.

Langsung saya mengungkapkan semua isi hati saya padaNya namun masih tetap menghormatiNya karena saya sadar dengan siapa saya berbicara... dan saya memohon ampun bila bersalah. Jujur saja, permintaan ampun itu kurang dari hati saya. Tiba-tiba saya diingatkan, bukankah kamu pernah meminta agar Tuhan mengungkapkan karakter apa yang tidak berkenan dihadapanNya? Kejadian ini adalah kelemahanmu... saya diam saja.

Ada pengertian yang timbul dalam otak saya... saya harus minta maaf pada istri saya dan hati inipun terdorong untuk melakukannya pagi itu. "Mintalah maaf" itu yang saya dengar dari hati ini. Melihat istri baru bangun tidur, sayapun langsung datang dan meminta maaf padanya saat itu... dan kami berpelukan satu dengan yang lain

Maafkan saya bila saya telah marah
Maafkan saya bila telah melukaimu
Saya berusaha melakukan yang terbaik buat kita
Sekali lagi maafkan saya
...
Maafkan saya

Saudara... saat saya meluncurkan kata-kata maaf itu ada kasih Allah yang menaungi kami berdua yang kuat yang saya rasakan dan hubungan kamipun dipulihkan, ada damai yang diam di hati ini saat saya kembali menghadap Tuhan Yesus Kristus.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (Mat 25:45)

Dan sayapun diingatkan oleh firmanNya: "Apapun yang kamu lakukan terhadap mereka yang kecil ini, itu kamu lakukan untukKu juga". Mereka yang hina/kecil adalah mereka yang tidak punya kekuatan/kuasa/lemah...salah satu yang Tuhan Roh Kudus ingatkan pada saya adalah istri dan anak-anak.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.