Sunday, June 17, 2012

Perpuluhan itu mendatangkan berkat atau kutuk?

Bagi gereja Katholik, perpuluhan memang tidak diwajibkan, namun ada sebuah fakta yang cukup menyedihkan... karena perpuluhan tidak diwajibkan ini sering menjadi alasan bagi umat (termasuk saya) untuk memberikan sedikit dalam kolekte. Bukan hanya sedikit deh... tapi SEDIKIT SEKALI :(

Memberi kolekte kan harus dengan sukacita dan sukarela, begitulah yang saya tangkap. Nah, karena saya berasal dari keluarga yang pas-pas-an dan mendapat didikan agar tidak boros, maka meskipun sekarang sudah berkecukupan... sudah bisa ditebak hasilnya.

Bagi si A... dengan gaji sekitar 10 juta per bulan, maka sukarela dan sukacita itu kasih kolekte 10.000 aja, masih banyak kebutuhan yang belum saya beli. Lain bagi si B dengan gaji 5 juta per bulan, maka sukarela itu ya.... 5.000 aja per kolekte, sebulan sekitar 20.000 deh. Soalnya belum punya mobil dan rumah sih...

Padahal kalo anda buka dalam Maleakhi 3:7-10
(7) Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?"
(8) Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!
(9) Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!
(10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Bagaimana yang sebenarnya?


Saya ingat kejadian ini sekitar tahun 1996 an, saat seorang teman bercerita tentang perpuluhan, saya menentang keras dengan mengatakan bahwa menurut ajaran gereja Katholik, kita tidak wajib, bahkan dalam injil dikatakan... Zakeus saat bertobat memberikan 50% dari hartanya, artinya seluruh hidup kita harus kita berikan pada Tuhan. Lebih berat karena seluruh hidup, bukan harta saja, tapi juga hati.

Detik itu juga, Roh Kudus 'berkomentar', Bagaimana bisa memberi seluruh hidupmu kalau sepersepuluh saja kamu tidak bisa? Namun karna malu dengan teman, saya tidak mengatakan apa yang dikatakan Roh Kudus, tapi saya diam saja. Saya jadi bingung.

Benar, 10% saja tidak sanggup, tidak rela, bagaimana mungkin bisa memberi 50% ? Bahkan memberikan seluruh hidupku? Begitulah kira-kira pergumulan saya saat itu.


Beberapa waktu lalu, tiba-tiba perenungan itu kembali dengan pertanyaan....
Seandainya Tuhan Yesus masih ada di dunia, bagaimana ya jawabNya?

Sekonyong-konyong ayat Mrk 10:17 meluncur tiba-tiba di otak saya... "Jual seluruh hartamu dan ikutlah Aku" dan sayapun tersenyum mendengar jawaban Roh Kudus... Bila dijawab itu, pasti saya akan lemes deh :)

Kenapa?

Satu pertanyaan kunci sebenarnya dari perpuluhan bagi saya pribadi adalah:
Bila memang Tuhan Yesus menghendaki saya melakukan itu, apa yang menjadi keberatan bagi saya?

Setelah saya pikir dan renungkan... pada dasarnya, saya tidak ingin memberi bukan karena saya kekurangan tapi karena ada rasa sayang pada uang. Rasa tidak rela karena itu uang hasil jerih payah yang halal bagi saya, bahkan meskipun Tuhan sendiri yang membutuhkan (misal saat ada pembangunan gereja, rumah retret, sumbangan anak asuh, anak yatim dsb)

Rasa sayang ini akan berbahaya bila sudah sampai dalam taraf keterikatan. 
Dimana hartamu disitu hatimu.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Apakah kita sebaiknya melakukan perpuluhan dengan mengingat dan berharap bahwa nanti Tuhan akan membalas berlipat kali ganda sesuai Maleakhi? Tidak. Karna dengan mencoba untuk mendapatkan berkat Tuhan melalui persepuluhan hanya membawa kutukan karena gagal untuk mematuhi semua hukum Taurat.
(sumber http://www.tithing-russkelly.com/id86.html)

Perpuluhan adalah bagian dari hukum Taurat yang jumlahnya ratusan, maka untuk mendapatkan berkat dari hukum Taurat tidak bisa hanya mematuhi 1 saja hukum itu, tapi haruslah lengkap.

Sumber diatas adalah bukan dari website Katholik, namun bila itu yang sebenarnya berlaku, gawat juga kan?


Bagaimana dengan ajaran Katholik tentang perpuluhan? Baca disini : http://katolisitas.org/1328/persembahan-perpuluhan
lebih lengkap deh.


Kesimpulan bagi saya pribadi:

  • Berikanlah persembahan yang rutin, tidak harus 10%, belajarlah dengan 5% lalu naik jadi 6% dst sampai 100%, artinya bukan hanya harta tapi juga waktu dan hati kita dalam ketekunan doa-doa kita untuk umat Allah yang lain
  • Lakukan dengan sukarela dan sukacita, tidak mengharapkan balasan berupa harta juga, tapi berharaplah agar Tuhan memberikan balasan sesuai dengan apa yang kita butuhkan, entah sukacita, damai, kelepasan dari keterikatan materi, kemurah-hatian atau apapun berkat rohani yang jauh lebih berharga dari benda apapun di dunia ini seperti pesan Paulus tentang persembahan (2 Kor 9:6-8)
(6) Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
(7) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
(8) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

Atau seperti pesan Yesus, Mar 9:41
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."

Bila secangkir air atau pemberian yang sedikit (karena keterbatasan anda) begitu berarti, apalagi bila anda dan saya mau memberikan lebih banyak buat pekerjaan dan rumah Tuhan kita.

Mari saudara, bila para romo kita sudah memberikan 100% hidup mereka, masakan kita para umat hanya memberikan 1% nya saja? Tidak bisa kah 5% ? 10% ? atau 20% ?

Maukah anda belajar mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus?








9 comments:

Anugerah said...

berkat secara materi, tapi kutuk secara rohani...

Anugerah said...

berkat secara materi jikan menggunakan doktrin PL, tapi berkat sacara materi dan rohani jika menggunakan doktrin PB yaitu memberi dengan sukacita, sukarela dan sesuai kemampuan

Anugerah said...

perpuluhan akan menjadi berkat secara materi dan kutuk secara rohani jika dilakukan menuurut PL, dan jika dilakukan dngan PB yaitu memberi dengan sukacita, sukarela dan sesuai kemampuan maka akan menjadi berkat secara materi dan rohani

Anugerah said...

>>>>>>>>>>
Satu hal yang terpenting bagi kita, jika kita mengakui umat beriman kepada Kristus dan mengikuti ajaran para rasul, yaitu, jika kita melakukan ibadah "Persembahan Persepuluhan", dimana ajaran itu tidak pernah di jalankan dan di ajarkan oleh Kristus dan para rasul dan murid-murid rasul, lalu kita melakukan dan mengajarkan akan "persepuluhan" ini, maka secara tidak sadar dan secara tidak langsung, kita telah menafikan dan melangkahi dan menganggap ajaran Kristus dan para rasul dan bapa-bapa gereja purba yang tercatat di Injil tidaklah sempurna dan tidak cukup, ini berarti secara tidak langsung juga seperti penghinaan kepada ajaranNya dan pribadiNya.

Umat memang wajib untuk membantu gereja, misi gereja, nafkah para pengajar dan pekerja rohani di gereja dan umat-umat yang perlu di bantu di lingkungan kita, namun itu bukan berarti kita harus melangkahi apa yang telah di jelaskan oleh para rasul di Injil dengan melakukan dan mengajarkan persembahan menggunakan target tertentu seperti persepuluhan, padahal para rasul mengajarkan di Injil adalah "memberi dengan sukacita dan sukarela sesuai kemampuan"

Justru kita harus yakin bahwa semua kebutuhan yang di sebut diatas akan bisa terpenuhi jika benar-benar tulus dan murni melaksankan perintah Tuhan dalam bergereja dan beriman, dan ini sudah di buktikan oleh / dari mulai berdirinya gereja dan mulai timbulnya umat abad-abad pertama sampai sekarang yang tidak melakukan dan mengajarkan persepuluhan, mereka bisa tumbuh dan berkembang pesat yang semata-mata atas pertolongan Tuhan bukan pertolongan uang (mamon).

Jika demikian, bahwa alasan gereja mengesahkan persepuluhan dengan alasan yang di kemukan di atas, sebenarnya sudah tidak benar, dan di sisi lain menunjukkan kuatirnya / kurangnya iman gereja tersebut dan meragukan akan pemeliharaan dan pelenggaraan Tuhan dan Kuasa Tuhan itu sendiri kepada gereja yang berdiri atas namaNya.

Besar kemungkinan, bahwa gereja yang menitik beratkan dan membebankan dan mewajibkan bagi umatnya untuk melakukan persepuluhan alasannya adalah keuntungan pribadi (umumnya memang begitu, walaupun ada sedikit yang tidak) dan selanjutnya secara tidak langsung mengajarkan umatnya hitung-hitungan dengan Tuhan karena ada ming-iming berkat materi akan mengalir kepada yang melakukan persepuluhan (duniawi), apalagi salah satu ayat "sakti" yang di tampilkan oleh gereja tersebut adalah ayat-ayat PL kitab malekahi dll.
bersambung..........

Anugerah said...

sambungan.....
Jika persepuluhan itu adalah penting dan sentral serta harus di lakukan dan di ajarkan kepada umatnya, kenapa satu ayatpun di PB tidak di perintahkan dengan gamblang dan lugas tentang hal ini oleh para rasul. Secara keturunan para rasul adalah bangsa Yahudi, dan secara keimanan, beliau-beliau adalah rasul-rasul Tuhan Yesus, dan beliau-beliau termasuk Tuhan Yesus sendiri juga tidak melakukan dan mengajarkan hal tsb. Dan beliau-beliau tersebut tentu lebih paham, mengerti, pandai dan suci dari siapapun dari umat kristiani. Apakah kita-kita ingin mengatakan kita lebih dari beliau-beliau sehingga melakukan dan mengajarkan apa yang tidak dilakukan dan di ajarkan beliau-beliau ?

Para pengajar, penganut dan pendukung persepuluhan seringkali menuduh kepada mereka yang tidak menjalankan dan mengajarkan persepuluhan dengan tuduhan tidak taat dn setia.

Taat dan setia adalah menuruti apapun yang di perintahkan oleh Tuhan Yesus dan para rasul, baik yang di teladankan dalam tindakan maupun dalam pengajaranNya, dan tidak melakukan apapun yang tidak di perintahkan dan di ajarkan oleh Tuhan Yesus dan para rasul, baik yang di contohkan melalui tindakan maupun pengajaranNya (tidak mengurangi dan menambahkan apa yang telah di ajarkan / di jelaskan dalam Injil), inilah baru di sebut Taat dan Setia yang benar. jika seseorang menambah dan mengurangi apa yang di ajarkan Tuhan Yesus dan para rasul maka itu namanya tidak taat dan tidak setia.

Ingat "memberi dengan sukacita, sukarela dan sesuai kemampuan bukan berarti lebih rendah nilainya, tapi bisa lebih dari persepuluhan ataupun kurang dari persepuluhan, namun esensinya adalah sesuai dengan perintah dan ajaran para rasul" (tidak di tambah maupun di kurangi). dan "mempersembahkan dan memberi tidaklah boleh dicanangkan terlebih dahulu".. Ingat juga berbuat baik tidak sesuai ajaran Kristus dan para rasul belum tentu itu adalah benar walaupun itu dalam PL, salah satu contoh "kamu telah mendengar firman, kasihilah sesamamu, dan bencilah musuhmu (PL), tapi aku berkata kepadamu, kasihilah musuhmu, dan (PB) ........." ini sama juga dengan "kamu telah mendengar firman, persembahkan perpuluhan (PL), tapi aku berkata kepadamu, berilah dengan sukacita dan sukarela sesuai kemampuan (PB)", jadi yang mana mau anda ikuti, yang lama atau yang baru ????

Unknown said...

Ingat cerita ananias dan safira? Kalau kita hidup di jaman rasul, mungkin nyawa kita terlepas semua karena kita menipu Allah dengan tidak perpuluhan. Kis 5:1-11

Unknown said...

kesimpulan saya menurut PL dan PB janganlah kita memberikan Perpuluhan tidak dengan keikhlasan ataupun sukacita,,, Ingat,, Yesus juga tidak melarang Perpuluhan tetapi Yesus menekankan akan pemberian perpuluhan dengan tidak ikhlas dari kita Umat-Nya; Besar kecilnya Perpuluhan dari penghasilan kita, tidak masalah asalkan kita memberinya dengan ikhlas! Jadi bagi saya sebagai Umat Katolik,perpuluhan itu suatu kewajiban kita dan hendaknya kita memberikan dengan tulus hati apa yang menjadi bagian Tuhan.

Sara Key said...

Bukan perpuluhan tp persepuluhan

Faisal said...

Sy katholik ikut aja peraturan gereja dengan ketaatan

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.