Tuesday, October 18, 2011

Kenalilah Tuhan Allahmu agar engkau tidak kecewa

Dulu saya berpikir bahwa bila ikut Tuhan Yesus maka hidup saya akan selalu damai di hati, pikiran tenang, bisa kaya, tidak kekurangan akan harta, nyaman dan aman. Ternyata hal itu jauh dari apa yang sebenarnya Tuhan inginkan, apa yang saya pikir itu sebenarnya adalah keegoisan dan ambisi pribadi saya semata yang 'nunut' pada ke-Maha Kuasaan Tuhan Yesus.

Lha terus apa kalo ikut Tuhan Yesus itu tidak ada damai? tidak ada pikiran tenang? tidak bisa kaya? harus hidup menderita dan miskin?


Mau enak saja dan yang gratis

Hidup damai, pikiran tenang itu pasti akan di dapatkan kita semua sebagai murid-murid Tuhan Yesus, namun ada satu hal yang perlu kita lakukan... yaitu mencintaiNya tanpa syarat terlebih dahulu. Artinya... kita kejar Dia dalam kehidupan sehari-hari, terus bertanya padaNya: apa yang harus saya lakukan agar kehendakNya terjadi.

Awalnya saya pikir.... begitu saya terima Tuhan Yesus dan percaya padaNya, maka Tuhan akan terus ada di pihak saya dan apapun yang saya minta pasti di kabulkan, apapun kebutuhan saya, pasti Tuhan akan berikan....TANPA saya perlu melakukan apapun alias GRATIS.

Hingga sampai satu masa dimana dalam renungan Roh Kudus berbicara dengan lembut... Dia itu Tuhan atau 'pembantu' mu? Dia itu Tuhan atau 'staff' mu?

Belajar dari orang-orang kudus

Salah satu sarana yang bagus yang dapat dipakai untuk dapat mengenal Tuhan kita adalah membaca buku-buku terbitan orang-orang kudus. Salah satu yang favorit adalah Santa Theresia Lisieux, disana ia mengajarkan bagaimana mencintai Tuhan Yesus dengan cara yang sederhana yang dapat di jangkau semua orang.

Contoh damai di hati yang didapatkan St. Theresia Lisieux:
Dalam biara, ia selalu mencuci baju bersama dengan suster yang lainnya. Seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia. Awalnya Theresia terganggu, namun ia ingat bahwa Tuhan ingin St.Theresia selalu mencintaiNya. Theresia melihat ada Tuhan Yesus dalam diri setiap orang karena itu Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya.

Dari contoh kehidupan Theresia ini, saya belajar banyak,
ooo... ternyata gangguan itu ada juga
ooo... ternyata tidak tenang juga ya...
tapi saya mendapatkan contoh dari St.Theresia bagaimana cara mengatasinya... 
Dan buahnya adalah damai di hati.... kejadian tetap sama, tapi yang berbeda adalah di dalam hati kita

Contoh mengenai kekayaan dan iman, kita bisa baca dari kisah Abraham dan raja Daud. Tuhan Yesus datang agar kita punya hidup dan hidup dalam kelimpahan (Yoh 10:10b). Bedakan antara kebutuhan hidup agar seseorang hidup dan kekayaan agar hidup menjadi nyaman.

Sakit penyakit menjadi silih

Salah satu hal yang perlu dipahami bahwa tidak semua penyakit itu harus di sembuhkan, tergantung Tuhan Allah kita kan? Kalo Dia menentukan seseorang sembuh, maka ia akan sembuh, kalo Dia menentukan seseorang ini sudah saatnya 'pulang', maka ia akan pulang juga.

Kadang Tuhan memang mengijinkan sakit penyakit itu terjadi untuk menjadi silih bagi dosa-dosanya sendiri atau menjadi alat untuk melunakkan hati orang lain agar bertobat.

Mari kita simak akhir kisah St. Theresia Lisieux berikut:
Hanya sembilan tahun lamanya Theresia menjadi biarawati. Ia terserang penyakit tuberculosis (TBC) yang membuatnya sangat menderita. Kala itu belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit TBC. Dokter hanya bisa sedikit menolong. Ketika ajal menjelang, Theresia memandang salib dan berbisik, "O, aku cinta pada-Nya, Tuhanku, aku cinta pada-Mu!" Pada tanggal 30 September 1897, Theresia meninggal dunia ketika usianya masih 24 tahun. Sebelum wafat, Theresia berjanji untuk tidak menyerah pada rahasianya. Ia berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga. Sebelum meninggal Theresia mengatakan, "Dari surga aku akan berbuat kebaikan bagi dunia." Dan ia menepati janjinya! Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan St. Theresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan telah memperoleh jawaban atas doa-doa mereka.

Saudara, banyak contoh dalam Kitab Suci dan dalam biografi atau kisah orang-orang kudus yang dapat kita baca dan petik intisarinya... tiap orang dibentuk sesuai dengan kasih karuniaNya.

Bukan banyaknya hari... artinya bukan panjangnya umur... karena setiap orang pasti mati, melainkan banyaknya kasih

Mari kita berusaha untuk terus mengenali Tuhan Allah kita, apa yang Dia ingin engkau lakukan agar kehendakNya terjadi.... agar engkau sendiri tidak kecewa padanya dan menolaknya. GBU.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.